Pages

Review Insurgent (The Divergent Series)

Kemarin malam aku pergi ke bioskop, bukan untuk menonton film Indonesia atau film-nya Raditya Dika, tapi untuk menonton film barat. Entah kenapa film barat selalu bisa mengundang penontonnya membuang uang sukarela hanya untuk menonton karya yang belum tentu bagus di mata individu penontonnya. Sebagai contoh film Interstellar, menurutku film tersebut kebanyakan sci-fi-nya, malahan di ending cerita ada hal yang tidak nyambung untuk sebuah film bertemakan tentang masa depan. Nah, kemarin malam itu aku menonton film yang sekuel pertamanya cukup sukses menarik perhatian. Tidak, aku tidak akan membahas Divergent, aku akan membahas film kelanjutannya.

Yak, tidak usah berlama-lama, kali ini aku ingin membahas film Insurgent. Dari segi nama cukup menarik, karena akan mengingatkan kita untuk film sebelumnya. Tentunya untuk yang sudah menonton Divergent. Kedua film ini beruntung aku menonton keduanya di bioskop, padahal untuk bajakannya saja aku sudah biasa menunggu untuk sekedar save money for the important's thing. Kebetulan, mungkin itu yang bisa dikatakan. Karna, begitu film ini now showing, aku dan kawan-kawanku sedang ingin mencari hiburan dengan menonton bioskop, maka beruntunglah kedua film ini aku tonton dari bioskop langsung.

Karakternya masih yang lama, cuma ada sedikit perpecahan antara Dauntless yang kabur kala itu, Tris, Four, Caleb dan Peter. Tris dan Four atau Tobias sudah barang tentu tidak ada perpecahan, nah Caleb, sang kakak dan Peter lah yang sedikit berbelok tujuan. Terutama Peter, merasa tidak suka cari masalah, Peter malah bergabung dengan Erudite untuk memberi masukan bagaimana cara menangkap Tris. Sedangkan Caleb akan kamu ketahui keberadaannya ketika Tris ditangkap.

Rambut Tris yang dipotong
Penampilan Tris di film sekuel Insurgent sedikit mengejutkan, dia memotong rambutnya menjadi pendek layaknya pria. Tapi beauty is still beauty, tetap aja artis mah cantik aja mau didandanin kayak gimana pun. Namun temanku tidak setuju, banyak dari mereka yang menyayangkan penampilan Tris yang fighter girl, terutama teman perempuanku. Yah, maklum lah, isi kepala perempuan itu memang susah ditebak. Hehehe..



Entah kenapa plot ceritanya sedikit mengingatkanku dengan film Hunger Games atau film Mockingjay kalau kamu lebih suka menyebutnya demikian. Ya tentang kenyataan di luar dinding pemisah begitu. Jadi kan mereka ini dibagi per-faksi karena ingin dicoba apakah bisa bertahan hidup untuk menghadapi hal-hal yang keras diluar dinding pemisah. Nah, mirip kan dengan cerita tentang distrik-distrik begitu? Mirip juga dengan film Maze Runner yang pada tahun 2015 ini akan menayangkan sekuel filmnya juga. Ketika keluar dari Maze, ternyata mereka masih berkutat dengan real world yang sudah hancur tapi harus tetap mereka lewati. Plot cerita film-film sekarang pasti berisi ada sebuah batas yang tidak bisa mereka lewati, kemudian selalu ada pemberontak yang ingin kebebasan dan melawan tirani yang mengekang mereka. Dan plot cerita ini selalu membawa teknologi canggih dalam ceritanya. Bisa dibayangkan sih kalau masa depan besok, ketika teknologi semakin menjadi-jadi, bukan tidak mungkin plot cerita ini akan menjadi kenyataan dan dialami oleh anak cucu kita. Ya, bisa jadi. *merenung, menatap jendela*


Yak, itu saja ulasanku soal film Insurgent, kamu tidak akan menyesal kok menontonnya. Kecuali kamu memang bukan maniak film barat, ya bisa jadi kamu tidak akan mengerti plot cerita yang saya paparkan sebelumnya. Adios!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih komentar, kritik maupun sarannya..

Komentarmu yang membuat blog ini tetap ada :)

Ingin script kodingmu terbaca di blog? Copy scriptmu DISINI

© Kucoba.com Webmaster Tools | Blogger Tool