Pages

Show Your Respect

Aku punya kenalan, cewek, cantik (yaiyalah cewek cantik, masa cewe ganteng?) dan terpelajar, namanya Wati (bukan nama sebenarnya). Wati punya kelemahan dalam hal bersosial. Dulu (entah kalau sekarang masih ya), aku juga masuk dalam kategori anti-sosial. Hobiku adalah mendekam di kamar. Tidur di kamar, makan di kamar, mandi di kamar, boker di kamar. Padahal kost-kost-anku kamar mandinya di luar.

Alasanku waktu itu sih cuma satu: Aku menjadi anti-sosial untuk mereka yang baru saja mengenalku. Jadi bagaimana kalau mereka sudah mengenalku lama? Mereka pasti akan berubah pikiran dan akan menjulukiku si cerewet. Ya, aku cerewet terhadap sahabat-sahabatku.


Menumbuhkan Minat Baca Itu Memang Perlu Reward

Malam ini aku bertekad untuk membaca teori-teori yang ada tentang autism. 
Apa itu austism?
Gejalanya apa saja?
Bagaimana cara melatihnya atau bagaimana kita bertindak seperti layaknya terapis anak autis?

Ternyata males juga ya membaca suatu hal yang tidak kamu sukai atau dalam hal ini terpaksa. Iya, aku terpaksa membaca. Padahal aku mengikuti komunitas minat baca. Sedangkan aku sendiri malas membaca, eh salah, kurang lengkap, malas membaca hal yang kurang aku sukai. 

Sebenarnya ini bukan murni terpaksa juga sih, selain karena membantu ibunda tercinta dalam dunia beliau di bidang autis, juga karena ini tema tugas akhir yang akan aku ambil di tahun ke 6-ku di kampus UII tercinta. So, mau tidak mau aku harus membaca.

Review Game Terbaru Pokemon GO(ZALI)

Merebaknya kabar aplikasi game Pokemon GO yang sudah bisa di download di Indonesia (walaupun tidak resmi) membuat saya akhirnya penasaran juga ingin mencoba game ini. Game dengan fitur Augmented Reality (AR) ini sebenarnya bukan aplikasi baru dalam penggunaan AR di gamenya. Namun karena peminat pokemon lebih banyak (khususnya generasi '90), maka tidak heran banyak anak-anak maupun remaja tanggung seperti saya ini ingin mencobanya. Saya pun meminta kepada teman saya master aplikasi Pokemon GO yang ternyata ukurannya cuma 60 MB. 

Bukan Indonesia kalau sinyalnya susah, bukan Palangkaraya pula yang sinyal provider 3-nya empot-empotan. Kata teman saya sih memang harus memakai wifi biar kenceng. Lah, indihome, sedangkan game nya kan kudu jalan-jalan. Akhirnya saya cuma menjelajah komplek rumah saja untuk mendapatkan pokemonnya.

Rasanya Perjuangan?

Pagi ini berbeda, aku tak bisa terlelap seperti biasanya. Terlalu banyak pikiran yang menyelimuti. Ada orang yang pernah bilang, percuma jika dirimu terlalu banyak pikiran, karena tidak ada yang berubah. Berarti aku masih harus berjuang kah?

Ayahku mulai tidak sabaran menungguku bertoga. Iya, aku tahu, aku pun demikian. Kata menyerah sudah menggodaku untuk keluar ke pintu utama dalam otakku. Tapi masih aku tahan dengan engsel dan punggung ini. 

Entah kenapa semakin berat rasanya perjuangan ini. Apakah seperti inikah yang dilalui teman-temanku yang lulus duluan? Seberat ini? Apa aku yang tidak lebih pintar dari mereka? Aku bingung.

Aku seperti merasa mereka terlalu mudah untuk lewat sedangkan aku harus menyeretkan kaki untuk sekedar melangkah. Seperti ini kah rasanya perjuangan? 

Sudah terseret kakiku, di depan sudah menanti lantai yang licin dan berpaku payung jika ingin melewati garis yang dilalui mereka dengan terbang diatasnya.

Berkecamuk rasanya pikiran ini. Entah ini kah yang aku inginkan dulu? Tak ada kah bantuan sedikitpun? Inikah ujianMu? 

Setiap Cerita Punya Ruang Sendiri Di Dalam Hati

Let It Go

Sebuah novel yang tadinya aku kira cuma sebuah novel anak muda biasa yang mengisahkan tentang percintaan dan segala tetek bengeknya. Siapa kira kalau ternyata buku ini mempunyai 'isi'. Aku mendapatkan buku ini dari sortiran yang terdapat di tumpukan koleksi sumbangan ke komunitasku. Bukan menjadi hak milih sih, tapi lebih ke peminjaman. Tenang, aku bukan orang yang tidak menjaga amanah.

Awalnya ya tadi, aku meremehkan buku ini. Nanti saja ah membacanya, kisah percintaanku sendiri sedang menunggu untuk dibukukan. Itupun kalau tidak keburu aku hapus sendiri kalimat yang aku 'curhat' kan. Gimana mau jadi buku coba?

Alhasil, karena sedang menunggu antrian masuk warnet dan aku benci menunggu tanpa melakukan hal yang bermanfaat, aku baca jua lah buku itu. Berawal dari kisah SMA. Seperti biasa, klise aku pikir untuk novel romantis. Tapi setelah berlembar-lembar aku baca, aku tekuni tiap karakter yang dibuat oleh penulis, kok ada yang bikin tertarik? Khususnya malam ini dan aku baru menyadari sampai nyeletuk "Keren juga ini buku". Memang benar kalimat sakti: Don't judge book by a cover. Lihat saja cover unyunya itu. Cocok sih sama genre-nya dan aku pun merasa bersalah.

Baik, lanjut lagi. Aku baru sampai halaman 60, dan sudah bilang buku ini keren, Kenapa? Ada salah satu karakter yang menarik bagiku. Dia adalah Caraka. Seorang pemuda dengan tampilan berandalan, pikirannya transparan alias mudah ditebak, dan selalu bertindak baru mikir, tapi ternyata suka membaca buku, menonton film, bahkan suka sejarah. Wow, segala hal indah yang wajar ada di novel sih. Tapi lagi, bukan itu saja yang bikin keren. Ada beberapa kalimat dari si Caraka ini yang membuatku sampai ingin menuliskannya, yaitu

"Aku baca buku karena aku suka, bukan karena aku mengharapkan suatu penilaian dari orang-orang di sekitar aku. Bukan karena aku ingin dianggap hebat atau pintar atau berpendidikan atau beradab cuma karena udah baca sebuah karya sastra".

Owh iya, Caraka ini bahkan diceritakan pernah membaca sebuah karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Bukan Pasar Malam. Gila, aku aja gak tau itu buku apa, hahahaha.


Otak Juga Perlu Makan

Makan bakso di pinggir jalan bareng Teteh Raisa :D


Feed your intelligence!

Semakin banyak kamu tahu, semakin banyak rasanya yang tidak kamu ketahui. isi otak kamu dengan banyak hal baru, sehingga otak kamu akan selalu segar dan bekerja secara maksimal. Membangun ketertarikan baru terhadap sesuatu bisa menjadi sangat baik bagi hidupmu, kamu akan memiliki banyak opsi dan cara untuk menyelesaikan suatu masalah dalam hidupmu.

Kamu bisa menggunakan beberapa cara untuk selalu mengisi dan menyegarkan otak kamu,

1. Cobalah berkomitmen dalam pemakaian internet, gunakan satu hari internet kamu hanya untuk mengeksplor berbagai macam hal baru, jangan gunakan untuk media sosial pada hari tersebut.

2. Bermain sambil belajar, kamu bisa bermain scrabble, catur atau permainan apapun yang banyak memaksa otakmu untuk berpikir.


Pintu Sukses Usia 20-an

Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Quora, sebagaimana dilansir Businessinsider baru-baru ini, peserta diberi pertanyaan: “Apa yang bisa saya lakukan di usia 20-an yang akan membantu saya sukses di masa depan?”


Dari sejumlah masukan yang dirangkum, diperoleh kesimpulan bahwa usia 20-an bisa menjadi pintu sukses dengan melakukan hal-hal sederhana berikut ini:

1. Belajarlah mengatur waktu dengan baik
Mengatur waktu sebetulnya tidak mesti dipelajari di sekolah. Cobalah untuk mengatur jadwal sendiri. Tanpa disadari, di usia muda tersebut Anda akan mulai meletakkan dasar yang baik untuk karir, memulai kehidupan romantis, menjalani kehidupan sosial, sambil tetap memiliki waktu untuk diri Anda sendiri. Dalam situasi ini, Anda harus bisa mengatur waktu dan menangani prioritas. Silahkan mencoba berbagai cara atau pendekatan sampai Anda benar-benar terbiasa dan ahli mengatur waktu dengan baik.

2. Jangan terlalu lama menggunakan smartphone
Generasi masa kini sangat dekat dengan aneka smartphone, bahkan boleh dikata sangat lengket dengan aneka gadget dan aplikasi media sosial. Namun demikian, perlu disadari bahwa jika seseorang menyukai foto Anda di Facebook, atau menyukai artikel Anda di media online, tidaklah sepenting apa yang sebenarnya terjadi di sekeliling Anda. Jika Anda mencoba lebih memperhatikan kejadian nyata di sekeliling, Anda sebetulnya bisa belajar banyak hal, mendengar lebih baik, dan berkontribusi terhadap percakapan sekitar Anda.

3. Bepergianlah (traveling) sebanyak mungkin
Di usia 20-an, Anda sebetulnya sudah cukup dewasa untuk bepergian, dan belajar banyak hal dari lingkungan dan orang lain. Traveling akan membuka kesempatan mengenal berbagai budaya baru dan membuka wawasan akan cara berpikir baru. Selain itu, sering bepergian akan membantu Anda lebih percaya diri, meningkatkan keterampilan berinteraksi, serta menambah berbagai kenangan yang akan memperkaya kehidupan.


KEMARIN

Kemarin ada bahagia
Tapi kemarin juga ada sedih

Kemarin ada gembira
Tapi kemarin juga ada sengsara

Kemarin ada kesunyian
Tapi kemarin juga ada keramaian

Kemarin ada hujan
Tapi kemarin juga ada bintang bercahaya

Kemarin ada kebohongan
Tapi kemarin juga ada kejujuran

Kemarin ada canda
Tapi kemarin juga ada luka

Perlukah Relawan Berorganisasi?

"Kebaikan yang tidak terorganisir akan kalah dengan kejahatan yang sangat terorganisir."

Kalimat diatas memberikan gambaran kalau organisasi adalah hal yang sangat diperlukan untuk  berjalan menuju tujuan tertentu. Kiranya sudah setahun lebih saya mengikuti sebuah organisasi. Bukan organisasi sih, tapi lebih ke bentuk komunitas. Eh, bukan komunitas juga sih, tapi lebih ke bentuk me'relawan'kan diri. 


Ingin script kodingmu terbaca di blog? Copy scriptmu DISINI

© Kucoba.com Webmaster Tools | Blogger Tool