Pagi ini berbeda, aku tak bisa terlelap seperti biasanya. Terlalu banyak pikiran yang menyelimuti. Ada orang yang pernah bilang, percuma jika dirimu terlalu banyak pikiran, karena tidak ada yang berubah. Berarti aku masih harus berjuang kah?
Ayahku mulai tidak sabaran menungguku bertoga. Iya, aku tahu, aku pun demikian. Kata menyerah sudah menggodaku untuk keluar ke pintu utama dalam otakku. Tapi masih aku tahan dengan engsel dan punggung ini.
Entah kenapa semakin berat rasanya perjuangan ini. Apakah seperti inikah yang dilalui teman-temanku yang lulus duluan? Seberat ini? Apa aku yang tidak lebih pintar dari mereka? Aku bingung.
Aku seperti merasa mereka terlalu mudah untuk lewat sedangkan aku harus menyeretkan kaki untuk sekedar melangkah. Seperti ini kah rasanya perjuangan?
Sudah terseret kakiku, di depan sudah menanti lantai yang licin dan berpaku payung jika ingin melewati garis yang dilalui mereka dengan terbang diatasnya.
Berkecamuk rasanya pikiran ini. Entah ini kah yang aku inginkan dulu? Tak ada kah bantuan sedikitpun? Inikah ujianMu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih komentar, kritik maupun sarannya..
Komentarmu yang membuat blog ini tetap ada :)