Apa itu austism?
Gejalanya apa saja?
Bagaimana cara melatihnya atau bagaimana kita bertindak seperti layaknya terapis anak autis?
Ternyata males juga ya membaca suatu hal yang tidak kamu sukai atau dalam hal ini terpaksa. Iya, aku terpaksa membaca. Padahal aku mengikuti komunitas minat baca. Sedangkan aku sendiri malas membaca, eh salah, kurang lengkap, malas membaca hal yang kurang aku sukai.
Sebenarnya ini bukan murni terpaksa juga sih, selain karena membantu ibunda tercinta dalam dunia beliau di bidang autis, juga karena ini tema tugas akhir yang akan aku ambil di tahun ke 6-ku di kampus UII tercinta. So, mau tidak mau aku harus membaca.
Mungkin benar, untuk menumbuhkan minat baca itu memang perlu reward. Entah itu reward makanan atau hadiah, bisa juga reward 'keinginan' atau 'tertarik'.
Okay, setelah membaca kurang lebih 2 jam lebih, saya masih bloon. Akhirnya disambilin dengan browsing, hehehe. Gimana tidak bloon coba?! Tapi browsingnya tidak main-main sob. Di internet aku juga sambil mencari aplikasi untuk anak autis yang telah dibuat. Ternyata cuma sedikit ya. Lampu sempat menyala di dalam kepalaku. Tiiiingggg!
Setelah menghayal sambil browsing-brosing lagi. Lampuku meredup. Kenapa? Ternyata walaupun sedikit saja yang membuat aplikasi atau game untuk anak autis, tapi dari sedikit itu penjelasan dan praktiknya kompleks. Jadi kesempatanku dimana? Pusing juga euy!
Poin yang aku butuhkan sebenarnya gampang.
OBJEK -> PERINTAH (misalnya 'tunjuk' atau 'sentuh') -> RESPON atau TRIAL -> JUDGMENT atau NILAI
Semakin sedikit TRIAL ERROR yang direspon anak autis, semakin menguasai lah dia akan perintah yang disampaikan.
Sehingga, ketika otak memerintahkan hal yang serupa, mereka (anak autis, red.) dapat melakukan trial mereka sendiri tanpa PROMPT (bantuan atau peragaan) dari terapisnya.
Nah, tapi apa ya? Harus main-main ke lembaga kebutuhan khusus nih. Tapi di Jogja dimana ya? Hmm...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih komentar, kritik maupun sarannya..
Komentarmu yang membuat blog ini tetap ada :)