Hari itu terasa aku malas sekali untuk bangun dan kuliah. Ya, mungkin dari kalian ada yang bingung, mahasiswa semester 7 kok masih ambil mata kuliah wajib semester 5. Entah ketika semester 5 aku mengalami kesialan atau memang otakku tidak cukup pintar untuk menerima ajaran dosen not manly ketika mengajarkan angka biner dalam sebuah kelas, alhasil angka merah lah yang aku dapatkan dalam mata kuliah Teori Bahasa dan Otomata.
Ketika semester 7 banyak mata kuliah yang aku perbaiki, alhasil ketika teman-temanku sudah sibuk KP, bahkan skripsi, aku masih berkutat dengan yang namanya TA, bukan Tugas Akhir seperti Skripsi, tapi Tugas Akhir mata kuliah. Entah berapa tahun lagi aku akan kuliah, apakah akan mengikuti jejak Shitlicious atau Si Derma, atau bahkan si Raditya Dhika yang langsung out, walaupun aku sebenarnya masih berharap dengan jurusanku ini.
Kembali ke tanggal 18 Desember 2013 saat itu. Aku sengaja bertelat-telat masuk. Mungkin ini karena tidak semangatnya aku menerima ilmu yang menurutku tidak akan ada aplikasinya di dunia nyata, ya aku masih tidak mengerti maksud kuliah ini sebenarnya seperti apa. Akhirnya aku cuma masuk, menatap materi untuk bisa berharap mengerti, namun ujung-ujungnya tetap saja pikiranku kemana-mana, sampai akhirnya aku keluar kelas dengan alasan ke toilet agar otakku bisa menghirup udara segar pagi hari daripada suntuk tidak mendapatkan apa-apa ketika berada di kelas.
Ternyata di luar kelas sudah mendahului 2 orang teman seperjuangan yang sama-sama mengulang kelas TBO. Kami mengobrol sejenak sambil rebahan di pagar tiang penyangga. Inginku tidur rasanya, tapi apa daya kelasku masih cukup lama untuk berakhir. Beberapa menit diluar membuat kami merasa tidak nyaman juga. Apalagi kami yang mahasiswa ngulang pasti kebagian duduk barisan depan, jadi pasti akan janggal jika kami yang keluar tidak segera masuk ke dalam kelas lagi.
Adzan Dzuhur berkumandang, menandakan sholat juga menandakan waktu kuliahku sudah mau berakhir. Tiba-tiba dosenku berkata agak berbeda dari dosoen biasanya ketika kuliahnya akan berakhir. Ternyata hari itu, dosenku ini ingin menghadiahkan buku kepada mahasiswanya. Not interesting me. Ya selain nilai UTSku yang jelek, aku memang tidak ada bakat dalam mata kuliah ini. Jadi ya bakal jadi pemandangan biasa ketika yang mendapatkannya tentu angkatan dibawahku, and that's true. Kemudian dosenku berkata lagi, bla-bla-bla. Aku tidak terlalu mendengarkan, namun sedikit kaget ketika namaku dipanggil. Apa salahku? Kau buat begini? *tiba-tiba Rian dibelakangku berubah jadi Rian D'Masiv.
Aku diberikan buku ini oleh Bu Novi, dosen TBOku semester ini. Setelah aku tanya lagi dengan teman sebelahku, ternyata yang diberi buku ini adalah Mahasiswa Mengulang Mata Kuliah Terbaik, dan itu aku! Antara senang dan sedih sebenarnya karna predikatku sedikit berbau aneh. Sempat rebutan dengan adek tingkatku ketika aku mengambil buku Ken & Kaskus terlebih dahulu, namun ucapan Rian D'Masiv menyadarkanku untuk mengalah kepada yang lebih muda. But, that's not bad, karena buku yang satunya memang cocok dengan umurku, yaitu Notes From Qatar, yang ditulis oleh Muhammad Assad.
Terima kasih Bu Novi penghargaannya. Hal ini membuat aku sadar, seburuk-buruknya kelakuan mahasiswamu, namun apabila dia mau berusaha sedikit saja, hargailah tindakannya.